A.
Nama Lain:
1.
Ammonia Gas
2.
Anhydrous Ammonia
3.
Liquid Ammonia
4.
Nitro-Sil
Berat
Molekul : 17.03
B.
Sumber Amoniak
Amonia adalah bahan kimia dengan formula kimia NH3.
Molekul amonia mempunyai bentuk segi tiga. Amonia terdapat di atmosfer dalam
kuantiti yang kecil akibat pereputan bahan organik. Amonia juga dijumpai di
dalam tanah, dan di tempat berdekatan dengan gunung berapi. Oleh karena itu,
pada suhu dan tekanan piawai, amonia adalah gas yang tidak mempunyai warna
(lutsinar) dan lebih ringan dari pada udara (0.589 ketumpatan udara). Titik
leburnya ialah -75 °C dan titik didihnya ialah -33.7 °C. 10% larutan amonia dalam
air mempunyai pH 12. Amonia dalam bentuk cair mempunyai muatan yang sangat
tinggi. Amonia cair terkenal dengan sifat keterlarutannya. Ia boleh melarutkan
logam alkali dengan mudah untuk membentuk larutan yang berwarna dan mengalirkan
elektrik dengan baik. Amonia dapat larut dalam air. Larutan amonia dengan air
mempunyai sedikit amonium hidroksida (NH4OH). 100 dm3 amoniapun dapat berpadu
dengan 100 cm3 air. Amonia tidak menyokong pembakaran, dan tidak akan terbakar
kecuali dicampur dengan oksigen, di mana amonia terbakar dengan nyalaan hijau
kekuningan muda. Amonia dapat meletup jika dicampur dengan udara. Amonia
diperoleh dengan cara menyulingkan tumbuhan dan hewan yang mengandung nitrogen.
Atau dengan mereaksikan garam-garam amonium dengan hidroksida alkali.Amonium
juga diperoleh dengan mereaksikan magnesium nitrit (Mg3N2) dengan air.
Mg3N2(S) + 6H2O(l) ——> 3Mg(OH)2(s)+2NH3
Amonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Sumber
amonia di perairan adalah pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan
nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air, yang berasal dari
dekomposisi bahan organic oleh mikroba dan jamur (amonifikasi). Sumber amonia
adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer,
limbah industri dan domestik. Amonia yang terdapat dalam mineral masuk ke badan
air melalui erosi tanah. Selain terdapat dalam bentuk gas, amonia membentuk
senyawa kompleks dengan beberapa ion-ion logam. Amonia juga dapat terserap
kedalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar
perairan. Amonia di perairan dapat menghilang melalui proses volatilisasi
karena tekanan parsial amonia dalam larutan meningkat dengan semakin
meningkatnya pH. Ikan tidak bisa bertoleransi terhadap kadar amonia bebas yang
terlalu tinggi karena dapat mengganggu proses pengikatan oksigen oleh darah dan
pada akhirnya dapat meningkatkan sifokasi. Pada budidaya intensif, yang padat
penebaran tinggi dan pemberian pakan sangat intensif, penimbunan limbah kotoran
terjadi sangat cepat.
Gas amonia juga merupakan salah satu gas pencemar udara yang dihasilkan
dari penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme seperti dalam proses
pembuatan kompos, dalam industri peternakan, dan pengolahan sampah kota. Amonia
(gas) itu terdiri dari hidrogen dan nitrogen yang biasanya perbandingan
molarnya 3:1, ada metan, argon, dan CO2. Amonia disintesis dengan reaksi
reversibel antara hidrogen dengan nitrogen.
Seperti halnya reaksi revesibel lain, reaksi pembentukan amonia juga
menghabiskan tenaga dan pikiran untuk mengatur reaksi dengan jumlah amonia pada
kestimbngn pada berbagai macam temperatur dan tekanan. Yang pasti berhubungan
dengan konstanta kesetimbangan reaksinya. Kp (konstanta kesetimbangan) tersebut
tidak hanya bergantung pada temperatur dan tekanannya, tapi juga perbandingan
komposisi nitrogen dan hidrogen. Sumber nitrogen itu biasanya udara. Dan sumber
hidrogen biasanya di dapat dari berbagai jenis bahan mentah seperti air,
hidrokarbon ringan atau berat, hasil dari pemurnian minyak mentah, gas alam,
maupun kombinasi dari bahan-bahan itu yang memiliki kandungan hidrogennya.
Amonia juga dapat berasal dari sumber antrophogenik (akibat aktifitas manusia)
seperti industri pupuk urea, industri asam nitrat dan dari kilang minyak (Dwipayani,
2001).
C.
Keberadaannya
di Perairan
Amonia
(NH3) pada suatu perairan berasal dari urin dan feses yang dihasilkan oleh
ikan. Kandungan amonia ada dalam jumlah yang relatif kecil jika dalam perairan
kandungan oksigen terlarut tinggi. Sehingga kandungan amonia dalam perairan
bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman. Pada dasar perairan
kemungkinan terdapat amonia dalam jumlah yang lebih banyak dibanding perairan
di bagian atasnya karena oksigen terlarut pada bagian dasar relatif lebih kecil
(Welch, 1952 dalam Setiawan, 2006). Menurut Jenie dan Rahayu (1993) dalam
Marlina (2004), konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan
menyebabkan kematian ikan yang terdapat pada perairan tersebut. Toksisitas
amonia dipengaruhi oleh pH yang ditunjukkan dengan kondisi pH rendah akan
bersifat racun jika jumlah amonia banyak, sedangkan dengan kondisi pH tinggi
hanya dengan jumlah amonia yang sedikit akan bersifat racun juga. Selain itu,
pada saat kandungan oksigen terlarut tinggi, amonia yang ada dalam jumlah yang
relatif kecil sehingga amonia bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman
(Welch, 1952 dalam Setiawan, 2006). Kadar amonia pada perairan alami biasanya
kurang dari 0,1 mg/liter. Kadar amonia bebas yang tidak terionisasi pada
perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,2 mg/liter. Jika kadar amonia bebas
lebih dari 0,2 mg/liter, perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan.
Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan
organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan pupuk
pertanian. Kadar amonia yang tinggi juga dapat ditemukan pada dasar danau yang
mengalami kondisi tanpa oksigen atau anoxic (Effendi, 2003). Menurut Boyd
(1990), amonia dapat meningkatkan kebutuhan oksigen pada insang dan jaringan
tubuh yang mengalami kerusakan, dan menurunkan kemampuan darah dalam membawa
oksigen. Dalam kondisi kronik, peningkatan amonia dapat menyebabkan timbulnya
penyakit dan penurunan pertumbuhan. Pescod (1973) menyarankan agar kandungan
amonia dalam suatu perairan tidak lebih dari 1 mg/l, yaitu agar kehidupan ikan
menjadi normal.
D.
Sifat-sifat Fisik
Adapun
sifat-sifat fisik dari amoniak yaitu:
1. Gas
tidak berwarna
2. berbau
khas amoniak
3. iritan
4. mudah
larut dalam air.
5. Ambang
bau : 0.32 – 46.8 ppm
6.
Titik leleh : -77.7 oC
7.
Titik didih : -33.4 oC
8.
Tekanan Uap : 400 mmHg (-45,4 oC)
9.
Kelarutan dalam air : 31 g/100g (25 oC)
10. Berat jenis : 0.682
(-33,4 oC)
11. pH (1,0 N larutan) : 11.6
12. kelarutan : etanol 10%
(25oC); methanol 16% (25oC)
13. Berat jenis uap : 0.6
(udara=1)
14. Suhu kritis : 133 oC
E.
Manfaat
Adapun manfaat dari
ammoniak yaitu:
1.
Untuk pembuatan pupuk, terutama urea dan
ZA (Zwavelzur amonium = amonium sulfat)
NH3(g)
+ CO2(g)
CO(NH2)2(aq) + panas
NH3(g) +
H2SO4
(NH4)2SO4(aq)
Pembuatan pupuk dengan cara
Haber-Bosch yaitu dengan cara ammonia dibuat dalam skala besar dari nitrogen
yang diperoleh dari udara, ditambah hydrogen (sebagian besar diproduksi dari
metana yang terjadi secara alami) yang menjadi campuran nitrogen dan hydgrogen
bertekanan tinggi. Kemudian didaur ulang sehingga amoniak terbentuk dan
dibiarkan hingga terjadi proses pengembunan sehingga terbentuk amoniak cair (NH3)
yang siap dipindahkan untuk diolah menjadi pupuk. Namun sebelum amoniak
diproduksi melalui proses Haber-Bosch, sumber utama senyawa nitrogen untuk
industry adalah mineral yang harus ditambang dan diangkat sejauh ribuan
kilometer.
Untuk
membuat senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, amonium klorida,
amonium nitrat.
NH3(g) + 5 O2(g)
4 NO(g) + 6 H2O(g)
NH3(g) + HCl(aq)
NH4Cl(aq)
NH3(g) + HNO3(aq)
NH4NO3(aq)
2.
Untuk membuat hidrazin.
NH3(g) + NaOCl(aq)
N2H4(l)
+ NaCl(s) + H2O(l)
Hidrazin merupakan salah satu senyawa
nitrogen yang digunakan sebagai bahan bakar roket.
3.
Dalam pabrik es, amonia cair digunakan sebagai
pendingin (refrigerant) karena amonia cair mudah menguap dan akan menyerap
panas sehingga menimbulkan efek pembekuan.
4.
Sebagai bahan peledak
5.
Bahan pembuatan baterai
6. Campuran
dalam produk cat rambut dan obat pelurusan rambut.
F.
Industri
Industri yang
menggunakan amoniak sebagai bahan baku yaitu perusahaan pupuk, industri
tekstil, industri karet dan pabrik es batu.
G.
Sifat-sifat Bahaya
Kesehatan:
Efek
Jangka Pendek (Akut)
Iritasi
terhadap saluran pernapasan, hidung, tenggorokan dan mata terjadi pada 400-700 ppm. Sedang pada 5000 ppm
menimbulkan kematian. Kontak dengan
mata dapat menimbulkan iritasi hingga kebutaan total. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan luka bakar (frostbite).
Efek
Jangka Panjang (Kronis)
Menghirup
uap asam pada jangka panjang mengakibatkan iritasi pada hidung,tenggorokan dan paru-paru. Termasuk bahan teratogenik.
Nilai
Ambang Batas : 25 ppm (18 mg/m3) (ACGIH 1987-88) STEL 35 ppm (27 mg/m3).
Toksisitas : LD50
= 3 mg/kg (oral, tikus). LC 50 = 200 ppm (tikus menghirup 4 jam)
Kebakaran:
Dapat
terbakar pada daerah mudah terbakar : 16-25 % (LFL-UFL). Suhu kamar : 651 oC.
Reaktivitas :
Stabil pada
suhu kamar, tetapi dapat meledak oleh panas akibat kebakaran. Larut dalam air
membentuk ammonium hidroksida.
H.
Mekanisme Dalam Tubuh
Masuk melalui penafasan, kontak mata dan
kontak kulit. Didalam tubuh akan masuk dan mengikuti sistem pernafasan. Amoniak
mudah larut didalam air sehingga akan dikeluarkan bersama dengan urine yang
mengandung amoniak juga.
I.
Keselamatan dan Pengamanan
Penanganan dan Penyimpanan:
Hindari penghirupan
gas/uap. Juga hindari kontak dengan kulit dan mata. Pasang ventilasi atau
“local exhauster” di tempat kerja untuk mengurangi cemaran agar < NAB.
Pakailah alat pelindung diri : respirator, kacamata, gloves dan pakaian kerja.
Wadah dan pompa untuk transfer bahan harus di “ground”kan untuk menghindari
terjadinya listrik statis. Hindari kontak amonia dengan karet, plastik dan cat.
Simpan bahan dalam wadah tertutup, di luar, bebas dari matahari, berventilasi,
dingin, jauh dari api dan pemanas.
Tumpahan dan Bocoran:
Isolasi daerah
kebocoran sampai 100 – 200 m. Pakailah alat pelindung diri dalam menangani
kebocoran/tumpahan atau seluruh tubuh dalam perlindungan yang sempurna
(encapsulated). Jangan sentuh bahan. Uap/gas amonia dalam udara (kabut) dapat
didispersikan dengan menyemprot dengan air. Bila mungkin segera matikan
kebocoran gas. Hindari tumpahan bahan mengalir kedalam perairan karena amat
toksik bagi lingkungan. Sedikit tumpahan dapat diserap dengan tanah atau pasir atau
dinetralkan dengan asam.
Alat Pelindung Diri:
Pernafasan : Respirator dengan kartrij
apabila konsentrasi < 250 ppm. Pada konsentrasi lebih tinggi pakailah
respirator dengan pasok udara atau SCBA.
Mata :
Safety goggles dan pelindung muka.
Kulit :
Gloves (neoprene, karet, PVC karet butil).
Tambahan : Pancuran air pencuci mata dan safety shower.
Pertolongan Pertama
Terhirup :
Bawa
ke tempat aman dan udara yang segar, beri pernapasan buatan jika perlu, segera bawa ke dokter.
Terkena mata:
Cuci
dengan air bersih dan mengalir selama 20 menit dan segera bawa ke dokter.
Terkena kulit:
Cuci dengan air
bersih dan mengalir selama 20 menit, lepaskan pakaian yang tekontaminasi.
Tertelan:
Bila
sadar, beri minum 1-2 gelas air/susu, jangan dirangsang untuk muntah.
Pemadam Api:
Hentikan kebocoran gas dengan aman,
gunakan semprotan air sebagai pendingin. Media pemadaman CO2, halon,
bubuk bahan kimia kering.
Cara
Menurunkan Kadar
Sebetulnya
reduksi kandungan amoniak pada air limbah yang paling efektif (bisa sampai
dibawah 5 ppm) adalah:
Dengan
metode pengolahan limbah mikrobiologi dengan proses nitrifikasi yaitu Amoniak diubah jadi nitrit/nitrat oleh
bakteri nitrosomonas atau bakteri lain terus kemudian diubah lagi jadi nitrogen
bebas yang ramah lingkungan.
Cara
lainnya bisa dengan metode stripping, yaitu pemanasan amoniak dengan
menggunakan steam atau heater supaya amoniaknya menguap ke udara
bebas atau dengan cara membuas separti air mancur juga dapat mengurangi kadar ammonia, tapi tentunya hal ini hanya memindahkan fasa limbah dari cair menjadi gas.
bebas atau dengan cara membuas separti air mancur juga dapat mengurangi kadar ammonia, tapi tentunya hal ini hanya memindahkan fasa limbah dari cair menjadi gas.
Cara
untuk menurunkan kadar amonia dalam air adalah dengan mengganti air sebagian
atau seluruhnya atau dengan cara filterisasi. Untuk budidaya ikan hias dalam
akuarium atau kolam kecil, filterisasi ini paling sering digunakan karena lebih
praktis dan menghemat waktu.
Limbah
amoniak dapat dinetralkan dengan asam sulfat (pupuk ZA).
INFORMASI LINGKUNGAN
Amoniak dalam air amat beracun bagi
ikan, udang dan binatang air lainnya. Dapat menimbulkan kesuburan tanaman air
(eutropia). NH3 dalam air dapat dibuang dengan proses tripping (pH
optimum ± 12) atau dengan proses mikrobiologi. Limbah amoniak dapat dinetralkan
dengan asam sulfat (pupuk ZA). Baku mutu ambien untuk pencemaran amoniak adalah
2 ppm. Asap tebal akibat kecelakaan dalam transportasi pengangkutan amoniak
dapat disemprot dengan air.
4 komentar:
makasih infonya
siip
gimana cara penggunakan pupuk ZA guna dapat mengurai amonia secara efektif thanks
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
Terjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium
Posting Komentar