BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem syaraf otonom merupakan bagian sistem syaraf
yang mengatur fungsi fisceral tubuh. Sistem ini mengatur tekanan arteri,
motilitas dan sekresi gastrointestinal, pengosongan kandung kemih, berkeringat,
suhu tubuh dan aktivitas lain. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf
sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar
mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom
mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung,
gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat. Di dalam sistem saraf otonom
disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang
belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa
jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat
saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post
ganglion (Dwitia,2010)
1.2 Tujuan
- Mengetahui macam-macam saraf
otonom berdasarkan fungsinya
- Mengetahui definisi gerak refleks
dan impuls
- Mengetahui macam-macam panca
indera
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut fungsinya, susunan saraf
otonom dibagi dalam dua bagian:
1. Sistem simpatis yang
terletak di depan kolumna vertebrata dan berhubungan serta bersambung dengan
sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf
2. Sistem parasimpatis yang
terbagi dalam dua bagian yang terdiri atas saraf otonom cranial dan saraf
otonom sacral
Sistem simpatis terdiri
atas serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion-ganglion. Urat-urat itu
bergerak dari dasar tengkorak yang terletak di depan kolumna vertebrata, lantas
berakhir dalam pelvis di depan koksigis, sebagai ganglion koksigeus.
Ganglion-ganglion itu tersusun berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah
berikut:
Daerah leher : Tiga pasang ganglion servikal
Daerah dada : Sebelas pasang ganglion torakal
Daerah pinggang : Empat pasang ganglion lumbal
Daerah pelvis : Empat pasang ganglion sacral
Di depan koksigis : Ganglion koksigens
Fungsinya
:
-
Mensarafi otot jantung
-
Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
-
Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
-
Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
-
Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
-
Mempertahankan tonus semua otot sadar
Serabut-serabut otot motorik sekretorik mencapai kelenjar
ludah melalui saraf ketujuh, fasial
serta saraf kesembilan, glosofaringeus.
Saraf vagus dan
saraf cranial kesepuluh adalah serabut saraf otonom terbesar. Daerah layanannya
luas, serta serabut-serabutnya disebarkan ke sejumlah besar kelenjar dan organ
sebagaimana (gambar). Penyebaran ini sejalan dengan penyebaran serabut
simpatis.
Saraf parasimpatik
sakral keluar dar sumsum tilang belakang melalui daerah sakral. Saraf-saraf
ini membentuk urat-urat saraf pada alat-alat dalam pelvis, dan bersama saraf
simpatis membentuk pleksus yang melayani kolon, rektum, dan kandung kencing.
Sistem pengendalian ganda (simpatis dan parasimpatis).
Cuma sebagian kecil organ dari kelenjar yang memiliki satu sumber pelayanan,
yaitu simpatis atau parasimpatis. Sebagian besar organ dan kelenjar memiliki
pelayanan ganda, yaitu menerima beberapa serabut dari system simpatis di
samping beberapa serabut dari saraf serabut otonom sacral atau cranial.
Keaktifan organ dirangsang sekelompok urat saraf, sementara dilain pihak
dilambatkan atau diberhentikan sekelompok urat saraf lain- dengan kata lain
masing-masing kelompok bekerja berlawanan. Dengan demikian, penyesuaian tepat
antara aktivitas dan istirahat tetap dipertahankan, sementara ritme kegiatan
halus organ-organ dalam, kelenjar, pembuluh darah, serta otot tak sadar juga
dipertahankan.
Dengan demikian, jantung menerima serabut akselerator
dari saraf simpatis, dan serabut inhibitor (penghambat) dari vagus.
Pembuluh darah mempunyai vaso-konstriktor dan vaso-dilator
Saluran pencernaan memiliki urat saraf akselerator dan inhibitor , yang mempercepat dan memperlambat gerakan peristaltic
berturut-turut.
Organ
|
Kegiatan
ditambah atau dirangsang oleh
|
Kegiatan
diperlambat atau diberhentikan oleh
|
Jantung
|
Simpatis
(kecepatan dan kekuatan ditambah)
|
Vagus
(kecepatan dan kekuatan dikurangi)
|
Bronki
|
Vagus (konstriksi)
|
Simpatis (dilebarkan)
|
Lambung
|
Vagus (konstraksi)
|
Simpatis
(dikendurkan)
|
Usus
|
Vagus (konstraksi)
|
Simpatis
(dikendurkan)
|
Kandung Kencing
|
Otonom sacral
(kontraksi)
|
Simpatis
(dikendurkan)
|
Pupil Mata (iris)
|
Otonom cranial ketiga
(kontraksi)
|
Simpatis (dilebarkan)
|
Apabila sebuah organ memiliki otot sfingter, serabut
saraf yang menyebabkan organnya berkontraksi akan menghambat sfinkter, dan
sebaliknya. Hal-hal seperti itu terjadi pada lambung dalam sfingter pilorik,
usus dalam sfingter ileokolik, dan kandung kencing dalam sfingter uretra
interna.
Fungsi
saraf parasimpatis adalah
-
Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis
dan kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung
-
Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
-
Menpersarafi kelenjar ludah
-
Mempersarafi parotis
-
Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal,
pancreas, lien, hepar dan kelenjar suprarenalis
-
Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat kelamin
-
Miksi dan defekasi
A.Gerak
Refleks
Gerak
refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan
terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh
gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini
merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur
saraf ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan neuron
motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak
refleks yang paling sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron
sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran
dan kemauan seseorang.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu
dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori
ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di
dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke
efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks.
Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung
(asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit
pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
.Gerak
refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana.
Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor,interneuron,dan neuron
motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak refleks
yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel sraf yaitu neuron sensor
dan neuron motor.Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang
biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara
otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika
kita membaui makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari. Berikut
skema gerak refleks:
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima
oleh saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron
penghubung). Hal ini berbeda sekali dengan mekanisme gerak biasa.
Gerak biasa rangsangan akan diterima oleh saraf
sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke otak. Dari otak kemudian
dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada
gerak biasa gerakan itu diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab
itu gerak biasa adalah gerak yang disaari.
Ada dua macam gerak refleks yaitu:
- Refleks otak, adalah gerak refleks yang
melibatkan saraf perantara yang terletak di otak, misalnya berkedipnya
mata, refleks pupil mata karena rangsangan cahaya.
- Refleks sumsum tulang belakang, adalah gerak
refleks yang melibatkan saraf perantara yang terletak di sumsum tulang
belakang, misalnya sentakan lutut karena kaki menginjak batu yang runcing.
3.
Gerak merupakan pola
koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh
saraf.
4.
Gerak pada umumnya terjadi
secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak
refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor,
ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian
hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
5.
Gerak refleks berjalan sangat
cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks
misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
6.
Pada gerak refleks, impuls
melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima
rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh
set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim
tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau
kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat
dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam
otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan
refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum
tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
B.IMPULS
Impuls dapat dihantarkan melalui
beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan
dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1.
Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa
rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena
adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel.
Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan
kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan
(stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial
listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan
sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial
bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter
akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk
sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi
perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat
berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari
hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di
bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah
potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan
dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah
impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2.
Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson
salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson
membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis
terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut
vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron
pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis
disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula
bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu
zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke
post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang
terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan
dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi
melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran
post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel
saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan
diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran
post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls
dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk
cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari
sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis
saraf-saraf lainnya.
Gbr.
Lokasi, anatomi, dan cara kerja sinapsis
C.PANCA INDRA
Indra mempunyai sel-sel reseptor
khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima,
yaitu:
a. Indra
penglihat (mata)
b. Indra
pendengar (telinga)
c. Indra
peraba (kulit)
d. Indra
pengecap (lidah)
e. Indra
pencium (hidung).
Kelima indra tersebut berfungsi
untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor.
Reseptor yang berfungsi untuk
mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida,
kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.
Sel-sel interoreseptor misalnya
terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan,
dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya
interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu
koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.
a.Indera Penglihat
(Mata)
Mata mempunyai reseptor khusus untuk
mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah
hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata
(rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
1.
Bola Mata
Bola mata mempunyai 3 lapis dinding
yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam
adalah sebagai berikut.
a. Sklera
Sklera merupakan jaringan
ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih
buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.
b. Koroid
Koroid
berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang
memberi nutrisi dan oksigen terutama
untuk retina. Warna gelap pada
koroid berfungsi untuk mencegah refleksi
(pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk
iris yang berwarna.
Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil
(anak mata). Melalui pupil
sinar masuk. Iris berfungsi
sebagai diafragma, yaitu pengontrol
ukuran pupil untuk mengatur
sinar yang masuk. Badan siliaris
membentuk ligamentum yang
berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi
dan relaksasi dari otot badan
siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.
c. Retina
Lapisan ini peka terhadap
sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan
dengan badan sel-sel saraf yang
serabutnya membentuk urat saraf
optik yang memanjang sampai ke otak.
Bagian yang dilewati urat saraf optik
tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
Adanya lensa dan
ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa
berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di
belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan
tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar. Kotak mata
pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput
transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut
konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan
pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.
Untuk mencegah
kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air
mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.
Air mata mengandung
lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai
alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.
2.
Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi
memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior,
rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi
menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya
adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).
3.
Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum
sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva,
kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di
kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning,
yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada
retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus
berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen
akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel
batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang
terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang
yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin
berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen lembayung dari sel konus
merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin.
Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan
biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum
warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat
dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda
tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita
sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti
kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya
yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel.Baik sinar dari obyek
yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan
titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk
menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati
konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak
pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu
mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek
yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangk an cahaya dari obyek
yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk
lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari
berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai
akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi
sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen
suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa
sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang
berbeda-berda disebut daya akomodasi.
4.
Kelainan pada Mata
Pada anak-anak, titik dekat mata
bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak
titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40 tahun - 50 tahun terjadi perubahan
yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu memerlukan
pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif). Cacat
mata seperti ini disebut presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini
disebabkan karena elastisitas lensa berkurang. Penderita presbiopi dapat
dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada anak-anak;
disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang
retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut hipermetropi.
Miopi atau mata dekat adalah cacat
mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari
benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. Pada mata dekat ini orang
tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang
jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa
cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada anak-anak.
Astigmatisma merupakan kelainan yang
disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang
tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak
pada tempat yang sama. Untuk menolong orang yang cacat seperti ini dibuat lensa
silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.
Gbr.
Kelainan mata : (a) Miopi, (b) Hipermetropi
Katarak adalah cacat mata, yaitu
buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya
pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur
dan daya akomodasi berkurang.
Kelainan-kelainan
mata yang lain adalah:
a) Imeralopi
(rabun senja): pada senja hari penderita menjadi rabun
b) Xeroftalxni:
kornea menjadi keying dan bersisik
c) Keratomealasi:
kornea menjadi putih dan rusak.
b.Indera Pendengar
(Telinga)
Telinga mempunyai reseptor khusus
untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama
dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.
Telinga
luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran
dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan
menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
1.
Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian
yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Gbr.
Struktur telinga pada manusia
a.
Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun
telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga
manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung
fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga
yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing,
yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang
dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga
agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan
saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b.
Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang
berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat
saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga
telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani.
Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan
jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang
pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga
dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus)
menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini
terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang.
Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan
jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang
memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar
adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani)
menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
c.
Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang
rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
Ada
5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
1. Tiga
saluran setengah lingkaran
2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea
atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus
melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan
sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga
vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk
pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran
vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran
timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang
dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum
dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran
tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah
terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel
dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar
tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran
tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan
berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar.
Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
Cara
kerja indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam
telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh
ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval
diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan
tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengah.
Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran
basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran
dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan
menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran
tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan
kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak
melalui saraf pendengaran.
2.
Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau
alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan
organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan
sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah
lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan
pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus
maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di
dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut
dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran
semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus
dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas
yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala
mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan
dikirim ke otak.
Gbr.
Alat-alat keseimbangan pada telinga
C.Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan indra peraba yang
mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
1.
Susunan Kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang
disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak
terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel.
Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi
membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan
germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang
menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan
granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin
menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga
merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat
(lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Gbr.
Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya
Penyusun utama dari bagian dermis
adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat
yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit
dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan
pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar
rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen,
selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar
rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot
rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat
timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam
tubuh dari kerusakan mekanik.
2.
Fungsi Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung
bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi
bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat
ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai
alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk
rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan,
ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang
sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
D.Indera Pengecap
Lidah mempunyai reseptor khusus yang
berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari
otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung
kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap
terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.
Permukaan atas lidah penuh dengan
tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk,
yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk
jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian
samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.
Gbr.
Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya
E.Indera Pembau
Indra pembau berupa kemoreseptor
yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
Epitelium pembau mengandung 20 juta
sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai
serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan
epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan
kimia
bau-bauan
di udara.
Gbr.
Struktur indera pembau
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah mengenai system
otonomi, gerak refleks, impuls dan panca indera ini dapat disimpulkan :
-
Menurut fungsinya,
susunan saraf otonom dibagi dalam dua bagian:
Sistem simpatis dan
Sistem parasimpatis
-
Gerak refleks adalah gerak yang
dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk
oleh sekuen neuron sensor,interneuron,dan neuron motor,yang mngalirkan impuls
saraf untuk tipe reflek tertentu.
-
Impuls dapat dihantarkan
melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis
-
Indra yang kita kenal
ada lima, yaitu:
a. Indra
penglihat (mata)
b. Indra
pendengar (telinga)
c. Indra
peraba (kulit)
d. Indra
pengecap (lidah)
e. Indra
pencium (hidung).
3.2 Saran
Sebaiknya dalam mempelajari dan
memahami anatomi dan fisiologi manusia menggunakan alat peraga.
0 komentar:
Posting Komentar