BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Setiap
manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah.
Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan
membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung dan
menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan status lambang sosial
(Azwar, 1996; Mukono, 2000). Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan
juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Karena itu pengadaan perumahan
merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan tersedianya standar perumahan
merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan yang layak untuk
tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga penghuninya tetap
sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana
yang terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah,
transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002).
Laju
pertumbuhan penduduk yang pesat dan arus urbanisasi di negara sedang berkembang
menyebabkan masalah perumahan memerlukan pemecahan dan penanganan yang segara.
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia seperti di negara sedang berkembang
lainnya juga cukup tinggi, yaitu sekitar 2,3% per tahun, dan bahkan di daerah
perkotaan mencapai 5,4% per tahun yang juga terutama disebabkan karena derasnya
arus urbanisasi. Hal ini meyebabkan peningkatan kebutuhan prasarana dan sarana
perumahan dan lingkungan pemukiman dan pengadaan perumahan untuk golongan
masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah menjadi problem yang semakin
sulit.
Faktor
yang berpengaruh dalam situasi ini adalah tingkat ekonomi masyarakat yang masih
rendah; lingkungan fisik, biologi, sosial dan budaya setempat yang belum
mendukung; tingkat kemajuan teknologi pembangunan perumahan masih terbelakang;
serta belum konsistennya kebijaksanaan pemerintah dalam tata guna lahan dan
program pembangunan perumahan untuk rakyat.
Hal
tersebut menimbulkan masalah sosial yang serius dan menumbuhkan lingkungan
pemukiman kumuh (slum area) dengan
gambaran berhubungan erat dengan kemiskinan, kepadatan penghuninya tinggi,
sanitasi dasar perumahan yang rendah seh ingga tampak jorok dan kotor yaitu
tidak ada penyediaan air besih, sampah yang menumpuk, kondisi rumah yang sangat
menyedihkan, dan banyaknya vektor penyakit, terutama lalat, nyamuk dan tikus.
Masalah
yang dihadapi dalam pembangunan perumahan di daerah perkotaan adalah luas lahan
yang semakin menyempit; harga tanah dan material bangunan yang dari waktu
kewaktu semakin bertambah mahal; serta kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat. Kondisi semacam ini akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas
perumahan, bahkan sering menumbuhkan pemukiman kumuh. Demikian juga kondisi
perumahan di daerah pedesaan banyak dijumpai perumahan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan. sehingga perlu ditata kembali dan dipugar dengan melengkapi
prasarana dan sarana perumahan yang memadai.
1.2
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini ialah untuk mengetahui pengertian rumah, kawasan
kumuh, dan perumahan sehat, serta kriteria rumah sehat
0 komentar:
Posting Komentar